Sejarah Smartwatch yang Perlu Anda Tahu
Tag Heuer Connected, Apple Watch, Samsung Gear S, Sony SmartWatch, atau apapun merek smartwatch yang Anda kenakan sekarang tidak datang tiba-tiba. Melainkan melalui sebuah proses penciptaan yang panjang. Yaitu dari sejak penemuan movement bertenaga baterai alias jam quartz.
Namun apakah cukup di situ? Ternyata tidak. Karena apa yang kini disebut sebagai “wearable gadget” sudah ada sejak 1927 dalam bentuk Plus Four Wristlet Route Indicator. Yaitu sebuah alat yang dikenakan di pergelangan tangan dan berfungsi sebagai penunjuk jalan.
Baca juga :
20 Smartwatch Terbaik 2021 (Harga & Fitur)
Bukan. Bukan menggunakan teknologi Global Positioning System alias GPS, melainkan gulungan peta kecil dimasukkan ke dalam alat itu, lalu Anda putar secara manual supaya peta kecil dapat terpampang di “layar”.
Tetapi memang penemuan movement bertenaga baterai, lah, yang memicu semua itu. Karena tak lama setelah muncul movement quartz, diciptakan movement digital dengan layar liquid crystal display alias LCD. Dari layar LCD yang hanya dapat menunjukkan angka-angka, pada 1982 Seiko meluncurkan jam tangan TV pertama di dunia, yaitu Seiko TV Watch. Hal itu terbukti sangat revolusioner, sampai-sampai menjadi salah satu properti dalam film Agen 007 James Bond berjudul Octopussy. Tentu saja tidak ditampilkan perangkat tambahan yang berukuran cukup besar agar dapat menangkap sinyal siaran TV. Jam dengan layar mungil hitam putih tersebut saat itu dijual dengan harga 500 poundsterling.
Baca juga : 4 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga Outdoor dengan GPS
Teknologi LCD telah memungkinkan menampilkan informasi jam bahkan grafik lewat jam TV. Namun Seiko tak berpuas hati, karena mereka kemudian meluncurkan jam tangan yang dapat menyimpan data, yaitu Seiko Data-2000. Kalau dibandingkan dengan sekarang, data yang bisa ditampung memang luar biasa absurd, yaitu hanya dua memo. Untuk memasukkan data Anda harus menggunakan papan keyboard berukuran besar. Namun untuk ukuran saat itu, Seiko Data-2000 adalah fenomenal. Fungsi lain adalah kalender dan alat hitung alias kalkulator.
Baca juga : Seagull, Penunjuk Waktu Dari Negeri Tirai Bambu
Kepintaran jam kemudian berkembang menjadi alat penyelamat dalam kondisi darurat. Hal itu dipelopori oleh Breitling, dengan meluncurkan Breitling Emergency Watch pada 1995. Jam ini mampu memancarkan sinyal darurat sejauh 90 mil laut. Efektifitas jam ini terbukti pada 2003, ketika dua orang pilot helikopter asal Inggris mengalami kecelakaan di Antartika akhirnya selamat berkat jam tangan pintar yang mereka kenakan.
Namun, jam tangan yang benar-benar cerdas baru lahir 3 tahun setelahnya, dari tangan seorang pria bernama Steve Mann, yang membuat jam dengan sistem operasi Linux pertama pada 1998. Berkat karyanya Steve memperoleh julukan Father of Wearable Computing. Pada 2000 IBM meluncurkan purwarupa jam yang didesain untuk berkomunikasi nirkabel dengan komputer, ponsel, dan perangkat nirkabel lainnya, serta dapat menerima, membuat, dan mengirimkan email, serta menerima pesan pager. Jam karya Steve memicu perkembangan jam pintar lain.
Salah satu jam penting dalam perkembangan smart watch adalah jam tangan Palm, hasil kerjasama perusahaan jam tangan asal AS, Fossil, dengan Intel. Jam ini sangat menarik karena sudah menyerupai jam tangan pintar yang kini ada di pasaran, dengan dominasi layar berukuran 160×160, memori internal 2MB dan aplikasi Palm seperti buku alamat, memo, skejul, serta kalkulator.
Smartwatch masa kini merupakan bentuk yang paloing sempurna dari semua yang ada. Menggunakan teknologi terkini dalam sisi hardware seperti display dan prosesor, dan dari sisi software lewat sistem operasi dan aplikasi, membuat ewarable gadget ini semakin powerfull. Tak hanya berbagai kegunaannya yang membuat hidup lebih mudah karena dimanjakan dengan berbagai hal, melainkan juga banyaknya pilihan-pilihan baru yang membuat kualitas hidup meningkat.
Fungsi kebugaran adalah salah satu yang kini menjadi andalan berbagai smarwatch anyar. Dari mulai fungsi pedometer yang dapat menghitung langkah Anda setiap hari, sampai fungsi Rest yang bisa menghitung apakah tubuh Anda telah memperoleh istirahat yang cukup. Konektivitas smartwatch dengan ponsel pintar membuat paduan keduanya menjadi semakin ciamik. Tinggal Anda yang harus cermat memilih mana smartwatch yang sesuai dengan selera dan bujet. Selamat memilih! (ANP)