Meca-Quartz, Chronograph Quartz Rasa Mekanikal

Seiko SSB025
Fungsional dan terlihat keren, begitulah yang dapat kita deskripsikan terhadap jam tangan dengan chronograph. Fungsional karena chronograph bekerja layaknya stopwatch yaitu menghitung waktu, terlihat keren karena sub-dial dan tombol-tombol untuk mengoperasikannya memberikan kesan sporty. Chronograph dapat kita temukan pada baik jam tangan mekanikal maupun quartz, tetapi tahukah anda bahwa seperti halnya antara jam tangan mekanikal dengan quartz pada umumnya, ada perbedaan pergerakan jarum jam antara chronograph mekanikal dengan chronograph quartz? Secara garis besar ada tiga hal yang membedakan pergerakan chronograph mekanikal dengan quartz, yaitu saat menekan tombol chronograph, pergerakan jarum detik chronograph saat berjalan, serta saat dimatikan dan kembali ke arah jam 12. Chronograph mekanikal saat ditekan tombolnya akan terasa dan terdengar suara ‘klik’. Saat berjalan, tak ubahnya jam mekanikal pada umumnya jam mekanikal dengan chronograph jarum detiknya meluncur, begitu pula dengan jam quartz dengan chronograph yang jarum detiknya baru bergerak tiap detik meski ada juga yang meluncur. Lalu saat kita mau mematikan fungsi chronograph yang biasanya dengan menekan tombol pada posisi jam 4, chronograph mekanikal seketika juga langsung berada pada posisi semula sedangkan chronograph quartz meluncur searah jarum jam sampai pada posisi semula.
Baca juga : Apa itu Jam Tangan Mekanikal atau Automatic Movement?
Meski begitu, ada orang-orang yang menginginkan feel ala chronograph mekanikal namun chronograph mekanikal dengan pengerjaannya yang rumit menyebabkan secara harga mungkin kurang terjangkau bagi sebagian orang. Ternyata, titik tengah dari keduanya sudah muncul sejak tahun 80-an berupa sesuatu yang dinamakan meca-quartz.
Fossil Del Rey CH292 yang juga menggunakan meca-quartz
Agar tidak saru dengan jam quartz yang mengisi tenaga layaknya jam mekanikal seperti Kinetic dari Seiko, Autoquartz dari Swatch Group, bahkan hasil modifikasi movement Miyota oleh Festina yang juga dinamai Mecaquartz, meca-quartz sebenarnya mengacu pada mekanisme chronograph pada jam tangan quartz yang dirancang sehingga feel dan penampilannya menyerupai chronograph mekanikal. Meca-quartz awalnya diluncurkan oleh Frédéric Piguet (tidak berkaitan dengan Audemars Piguet) serta Jaeger-LeCoultre secara terpisah untuk menghadapi serangan Quartz Crisis saat itu. Meca-quartz terhubung dengan motor penggerak utama jam melalui serangkaian komponen yang dirancang sehingga responsnya menyerupai chronograph mekanikal, baik dari suara ‘klik’, jarum detik yang meluncur, hingga kemampuan untuk kembali ke posisi nol secara instan. Mekanisme ini juga diterapkan pada merek-merek jam tangan Swiss lainnya seperti IWC, Omega, dan Breitling. Meski begitu, ternyata mecaquartz kemudian lebih banyak dipakai dan dikembangkan oleh Seiko yang berasal dari Jepang. Tidak hanya lebih berkembang, Seiko juga memproduksi movement meca-quartz dengan lebih terjangkau serta menjadi pemasok movement ke produsen-produsen lain. Salah satunya VK63, yang untuk produksi internal Seiko dinamai 6T63 dan dipakai pada beberapa jam tangan quartz Seiko yang mempunyai fungsi chronograph. Meski digadang sebagai quartz dengan tampilan mekanikal, bukan berarti meca-quartz hanya sekedar jam “peniru”, melainkan satu movement yang mempunyai keunikan khusus karena menggabungkan “jiwa” dari mekanisme chronograph mekanikal dengan akurasi quartz. Terlebih lagi, dengan berbagai macam model dengan harga yang terjangkau menunjukkan bahwa untuk memiliki sebuah jam tangan dengan mekanisme unik tidak harus dengan merogoh kocek yang dalam. DJO/jamtangan.com
Total
0
Shares
Previous Article

Menentukan Mata Angin dengan Jam Tangan

Next Article

Mengenal Teknologi Penyesuaian Waktu World Timer

Related Posts
Total
0
Share