Winding up,
Almost Ready ...

Hands-On Review Casio Edifice EFK-100 Automatic: Jam Tangan Mechanical Automatic Pertama Casio

by Han Sep 08, 2025 5 min read
Hands-On Review Casio Edifice EFK-100 Automatic: Jam Tangan Mechanical Automatic Pertama Casio

Desain Case & Bracelet: Sporty, Modern, dan Solid

Dari kiri ke kanan: EFK-100YD-7AJF (dial putih), EFK-100YCD-1AJF (black forged carbon dial), EFK-100YD-2AJF (dial biru), EFK-100YD-3AJF (dial hijau)
EFK-100XPB-1AJF dengan forged carbon case & dial

Case EFK-100 punya ukuran proporsional untuk sport watch modern, dengan garis tegas serta finishing kombinasi brushing lebar di permukaan utama dan polished di sisi bevel sehingga menghasilkan kontras elegan. Bezel fixed dengan polished finish menjaga keseimbangan visual agar fokus tetap ke dial.

EFK-100YCD-1AJF (black forged carbon dial)

Varian dengan stainless steel bracelet mengusung integrated bracelet three-link dengan solid end link yang menyatu mulus ke case. Finishing brushing mendominasi bagian atas link, sementara polished tipis di sisi menambah kilau halus. Varian paling istimewa, EFK-100 all black, menggunakan case forged carbon dengan tekstur unik layaknya potongan marmer hitam, dipadukan dengan rubber strap matte yang menambah kesan sporty modern. Strap ini menjaga tampilan tetap stealthy dan maskulin.

Sisi samping black forged carbon case pada EFK-100XPB-1AJF

Casio tidak setengah-setengah dalam meluncurkan mechanical pertamanya. Semua varian dilengkapi kaca sapphire crystal dengan lapisan anti-reflective, menjamin ketahanan gores sekaligus kejernihan visibilitas. Water resistance 100 meter membuat jam ini aman dipakai harian, termasuk berenang ringan. Kombinasi ini menjadikannya GADA (Go Anywhere Do Anything) watch versi mechanical dari Casio.

Dial: Forged Carbon yang Unik, Indeks dan Hands yang Tegas

Detail black forged carbon dial pada EFK-100YCD-1AJF

Dial menjadi highlight utama dari koleksi ini. Casio menawarkan pilihan dial forged carbon (pada varian black dan all black), serta dial bertekstur khas dengan warna putih, abu-abu, biru, dan hijau. Forged carbon memberikan corak abstrak yang berbeda pada setiap unit, sehingga setiap jam terasa unik.

Detail black forged carbon dial pada EFK-100XPB-1AJF

Indeks berbentuk baton tebal yang di applied dengan finishing polished serta diberi lume pada ujung belakangnya, berpadu dengan hands dauphine-style modern yang juga berluminesensi untuk menjaga keterbacaan di kondisi minim cahaya. Second hand ramping dengan ujung lancip menambah aksen elegan. Di bagian luar, chapter ring dengan minute track tipis menegaskan kesan sporty-instrumental khas Edifice. Posisi date window di pukul 6 menyeimbangkan simetri dial, sekaligus memberi kesan clean dan rapi tanpa mengganggu indeks utama.

Model dengan dial biru, hijau dan putih memakai motif forged carbon yang menyerupai marmer

Movement Automatic NH35, Mesin Tangguh Buatan Seiko Instruments

Screw down caseback dengan automatic movement caliber TMI NH35 buatan Seiko

 

Di balik caseback transparan, Casio memperlihatkan movement yang digunakan: TMI NH35 buatan Seiko Instruments. Movement ini sudah sangat populer di dunia horologi karena dikenal tangguh, mudah diservis, memiliki hack & hand-winding, serta cadangan daya 41 jam. Dengan beat rate 21.600 vph dan rotor yang diberi ukiran logo Edifice, Casio menegaskan bahwa meski movement ini bukan in-house, mereka memilih mesin yang sudah teruji kualitasnya di banyak brand.

Movement TMI NH35

 

Kesimpulan: Value-nya Ada Pada Milestone Casio

Masuk di ranah integrated sport watch, otomatis para watch enthusiast membandingkan Casio EFK-100 dengan Citizen Tsuyosa dan Tissot PRX. Dari segi harga, EFK-100 bermain di kisaran Rp4–6 jutaan, sejajar dengan Tsuyosa yang ada di Rp4–5 jutaan. Keduanya sama-sama menawarkan sapphire crystal, integrated bracelet, serta movement automatic Jepang. Bedanya, Casio menawarkan forged carbon dial & case yang unik, sesuatu yang tidak ada di Tsuyosa. Sementara Tsuyosa unggul dalam varian dial colorful yang lebih playful dan dimensi yang masih ramah pergelangan tangan kecil.

Tissot PRX jelas lebih premium, baik dari segi movement Powermatic 80 dengan cadangan daya 80 jam maupun heritage desain tahun 1970-an. Namun, dengan harga Rp10 jutaan lebih, PRX berada di level berbeda. Artinya, Casio menghadirkan alternatif setengah harga dengan value tersendiri, terutama bagi mereka yang baru masuk ke dunia integrated sport watch.

 

Casio Edifice EFK-100 Automatic bukan hanya jam tangan baru, tapi juga tonggak sejarah horologi. Untuk pertama kalinya dalam 50 tahun, Casio melangkah keluar dari zona nyaman quartz dan memperkenalkan mechanical watch. Dengan desain integrated sport watch, material modern seperti forged carbon, movement NH35 yang tangguh, serta harga kompetitif, Casio berhasil menciptakan jam yang tidak hanya bersejarah, tapi juga relevan dengan tren masa kini. Bagi penggemar horologi, terutama mereka yang mengikuti hype integrated bracelet sport watch, EFK-100 bisa menjadi alternatif segar di antara Tsuyosa dan PRX. Casio mungkin baru memulai perjalanan di dunia mechanical, tapi langkah pertama ini sudah sangat menjanjikan. Yuk, cek koleksi Casio termurah, terlengkap dan terjamin lainnya di JAMTANGAN.COM.

Be the first to comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment is required.

Add New Comment

Read more