Bertahan dari Gangguan Magnet: Antimagnetisme Jam Tangan

Semakin berkembangnya teknologi, semakin kita menyadari bahwa medan magnet sangat vital dalam kehidupan kita. Sejak awal ditemukannya gaya magnet, kemunculan kompas, hingga elektromagnetisme menunjukkan bahwa magnet menjadi bagian yang tak terpisahkan dari peradaban manusia. Begitu pula dengan jam tangan. Jam tangan merupakan salah satu penemuan manusia yang sangat esensial dalam membantu aktivitasnya dan tak lekang oleh waktu apapun bentuknya. Namun, dalam pembuatannya sering kali jam tangan memerlukan logam dengan kandungan besi. Mengingat bahwa magnet mempunyai sifat untuk menarik besi, medan magnet dapatmengacaukan fungsi jam tangan. Gangguan medan magnet ini kemudian berusaha dipecahkan oleh para pembuat jam dari tahun ke tahun.

Tissot Antimagnetique, jam tangan antimagnetik pertama di dunia (Credit: Melvin Hollenberg)
Tissot Antimagnetique, jam tangan antimagnetik pertama di dunia
(Credit: Melvin Hollenberg)

Pada jam yang dikatakan antimagnetik, sesungguhnya yang dimaksudkan adalah bahwa movement/penggeraknya tidak akan terganggu oleh medan magnet dalam batas tertentu. Bila suatu jam tangan mekanikal terpapar medan magnet kuat selama beberapa lama, komponen jam tangan tersebut dapat termagnetisasi dan akurasinya dapat terganggu. Untuk mengatasi hal ini biasanya dilakukan suatu prosedur yang disebut demagnetisasi/degauss. Sedangkan pada jam tangan quartz meski saat terpapar medan magnet fungsinya ikut terganggu karena medan magnet mengganggu kerja motor yang menggerakan jarum jam, setelah paparan medan magnet kuat tersebut hilang jam tersebut akan berfungsi seperti semula.

Berdasarkan ISO 764 suatu jam tangan dapat dikatakan magnetic resistant bila dapat menjaga akurasinya kurang lebih 30 detik/hari pada paparan medan magnet sebesar 4800 A/m, sedikit lebih kuat dari magnet kulkas. Jadi meski suatu jam tangan mempunyai case yang terbuat dari stainless steel yang memang dapat ditarik medan magnet, selama secara fungsional jam tangan tersebut dapat menjaga akurasinya sesuai standar maka jam tersebut tetap dikatakan magnetic resistant. Syarat magnetic resistant 4800 A/m juga ditemukan pada ISO 6425 yang merupakan regulasi standar diver watch.

Rolex Milgauss
Rolex Milgauss

Secara garis besar, para produsen jam mempunyai dua cara untuk menciptakan jam tangan yang tahan terhadap magnet. Yang pertama adalah dengan menggunakan material yang lebih tidak peka terhadap medan magnet. Konon cara inilah yang pertama kali diterapkan dalam industri jam tangan. Tahun 1846, dimulai oleh Vacheron Constantin, para produsen jam mulai bereksperimen untuk menciptakan jam yang tahan terhadap gangguan magnet dengan mencoba berbagai material untuk balance spring dan tidak ada yang memuaskan. Namun kemudian hal tersebut mulai menemukan titik terang secara tidak disengaja. Charles-Auguste Pillard sempat mencoba untuk membuat hairspring dari palladium agar lebih tahan panas, alih-alih pada tahun 1877 ia menemukan bahwa balance spring yang dibuat dari palladium mampu lebih tahan terhadap medan magnet. Vacheron Constantin sendiri akhirnya menjadi produsen yang pertama kali menciptakan jam saku anti magnetik tahun 1915, dan Tissot menjadi produsen pertama yang menerapkannya pada jam tangan sekitar tahun 1930-an. Saat ini, kebanyakan jam tangan mekanikal terutama yang dari Swiss sudah memakai campuran logam yang tahan medan magnet sebagai material komponen mereka. Logam-logam seperti Glucydur, Invar, dan Nivarox lazim ditemukan pada jam tangan mekanikal saat ini. Cara seperti ini bahkan lebih jauh dilakukan oleh Omega yang menciptakan movement yang sepenuhnya dibuat dari material non-ferrous, sehingga dapat tahan medan magnet dengan intensitas lebih dari 15000 gauss.

Cara kedua yang saat ini lebih sering dipakai pada jam tangan yang khusus dirancang untuk tahan medan magnet intensitas tinggi adalah menyelubungi movement dengan suatu bahan yang mudah termagnetisasi, sehingga movement itu sendiri tidak termagnetisasi. Cara ini pertama kali dipakai oleh IWC pada jam tangan Mark XI yang dipakai oleh para pilot Royal Air Force Inggris dengan menaruh movement jam tangan di dalam sangkar Faraday. Pada tahun 1954, atas permintaan dari para ilmuwan CERN, Rolex juga mengembangkan jam tangan yang tahan magnet hingga seribu gauss. Berdasarkan kemampuan itulah, Rolex menamakan model jam tangan antimagnetik tersebut dengan nama Milgauss, yang tetap eksis hingga saat ini. IWC kembali tak mau kalah lalu kembali menciptakan jam tangan antimagnetik untuk kebutuhan para ilmuwan dengan nama Ingenieur. Mekanisme seperti ini kemudian diterapkan pada berbagai merek jam tangan yang mempunyai kemampuan antimagnetik khusus baik mekanikal maupun quartz.

Model-model G-Shock dengan tampilan analog digital biasanya dilengkapi fitur antimagnetik
Model-model G-Shock dengan tampilan analog digital biasanya dilengkapi fitur antimagnetik. Untuk tampilan yang murni digital cenderung lebih tahan magnet karena tidak ada bagian yang bergerak.

Namun begitu, ada satu “cara” lagi agar jam tangan dapat lebih tahan medan magnet, yaitu dengan meniadakan komponen bergerak, yang sampai saat ini hanya dapat dilakukan oleh jam tangan digital. Itu sebabnya banyak pula orang-orang yang berkutat pada medan magnet kuat memilih jam tangan digital seperti G-Shock dan sebangsanya. Smartwatch pada hakekatnya tidak terganggu dengan magnet sebagai petunjuk waktu, namun medan magnet yang kuat dapat mengganggu sensor-sensor yang ada pada smartwatch dan mengganggu fungsi-fungsi lainnya.

Mungkin memang kehidupan sehari-hari anda tidak terpapar medan magnet yang kuat. Namun entah anda seorang ilmuwan, radiografer, atau sering berkutat dengan sound system dan lain-lain, jam tangan dengan magnetic resistance dapat menjadi pilihan, baik dari yang mewah seperti Rolex Milgauss hingga Casio G-Shock yang tangguh dan terjangkau

 

 

DJO/jamtangan.com

 

 

Total
0
Shares
Previous Article
Join Our Photo Contest #HIFxJamTanganCom

Join Our Photo Contest #HIFxJamTanganCom

Next Article

Sepak Terjang FIYTA di Baselworld 2017

Related Posts
Total
0
Share