55 Tahun Perjalanan Citizen Super Titanium: Citizen Tetap Master Jam Tangan Titanium
Selama lebih dari setengah abad, Citizen dikenal bukan hanya sebagai pembuat jam tangan untuk semua warga dunia,sesuai makna dari namanya, tetapi juga sebagai pelopor material inovatif dengan proses canggih dalam industri horologi. Di antara banyak inovasi yang dilahirkan, tak ada yang lebih melekat dengan identitas Citizen selain titanium. Tepat 55 tahun sejak pertama kali memperkenalkan jam tangan berbahan titanium ke publik, Citizen masih memegang takhta sebagai master of titanium. Simak terus artikel di bawah ini.
Awal Revolusi Titanium – Tahun 1970
Titanium dikenal sebagai logam dengan kekuatan luar biasa dan bobot yang ringan,sekitar 40% lebih ringan dari baja, serta tahan karat, non-magnetik, biokompatibel, dan hypoallergenic. Namun di balik semua keunggulannya, titanium bukan material yang mudah ditaklukkan.

Pada 1964, di balik tembok Citizen Watch Technology Research Laboratory, para insinyur Citizen mulai mencari material baru yang lebih tangguh dari baja. Pilihan jatuh pada titanium, namun eksperimen pertama mereka segera mendapat julukan “Triple Trouble”. Titanium ternyata sulit diproses: ia tidak bisa ditekan dengan mesin press, sulit dipoles, dan membuat alat pemotong jadi rusak. Bahkan, serbuk titanium yang dihasilkan saat pemotongan sangat mudah terbakar.

Namun semangat “Better Starts Now” khas Citizen membuat mereka tidak menyerah. Setelah serangkaian uji coba, mereka menemukan metode khusus: titanium dipanaskan terlebih dahulu sebelum ditekan, lalu dibentuk menjadi blank yang kemudian dipoles hingga menghasilkan permukaan halus. Proses ini disimpan rapat-rapat sebagai rahasia industri selama bertahun-tahun.
Citizen X-8 Chronometer – Jam Tangan Titanium Pertama di Dunia

Puncak dari eksperimen itu lahir pada tahun 1970, saat Citizen memperkenalkan X-8 Chronometer, jam tangan pertama di dunia yang diproduksi secara komersial dengan bahan titanium. Meski tampilannya masih sederhana dan finishing-nya belum sempurna, X-8 menandai babak baru dalam sejarah horologi. Sementara beberapa merek Swiss seperti Omega sempat bereksperimen dengan prototipe titanium untuk proyek NASA, hanya Citizen yang berhasil membawa material ini ke pasar massal.
Menuju Super Titanium – Inovasi Tiada Henti

Meski sukses besar, titanium murni memiliki kelemahan: lapisan oksidasinya mudah tergores dan tampilannya cenderung kusam. Sejak itu, Citizen terus melakukan penelitian untuk menyempurnakan material ini. Hasilnya mulai terlihat pada tahun 1987, saat koleksi Citizen Attesa lahir dengan case titanium yang memiliki kilau lembut polish dan permukaan lebih halus. Dari sinilah, inovasi Duratect mulai berkembang,sebuah teknologi pengerasan permukaan untuk meningkatkan ketahanan gores titanium.

Dua dekade kemudian, tepatnya tahun 2000, Citizen meluncurkan ASPEC World Time dengan material baru yang diberi nama Super Titanium™,hasil kombinasi antara titanium murni dan proses pengerasan Duratect. Super Titanium memiliki kekerasan permukaan lima kali lebih tinggi dari baja tahan karat (1.700–2.300 HV), serta 60% lebih ringan. Selain tahan karat dan hypoallergenic, material ini juga bisa diproduksi dalam berbagai warna, mulai dari abu-abu klasik hingga nuansa keemasan Duratect Amber Yellow yang mewah.

Duratect Amber Yellow dan Teknologi MRK

Salah satu tonggak penting berikutnya adalah hadirnya Duratect Amber Yellow, inovasi lapisan berwarna emas yang tidak mengandung nikel sehingga aman bagi kulit sensitif. Lapisan ini dibuat dengan paduan niobium–titanium, menghasilkan warna emas alami dengan kekerasan hingga 10–20 kali lebih kuat dari gold plating konvensional. Di sisi lain, Citizen juga mengembangkan teknologi MRK (Micro Resistance to Knock) yang meningkatkan ketahanan titanium terhadap benturan dan penyok, bukan hanya goresan.
Super Titanium di Era Modern – The Citizen & Zenshin

Perayaan 55 tahun titanium menjadi momen penting bagi Citizen untuk menampilkan dua lini terbaru yang mewakili dua sisi filosofi mereka: kemewahan berteknologi tinggi dan aksesibilitas untuk semua. Di sisi premium, hadir duo The Citizen AQ4106-26L dan AQ4100-65M, dua jam tangan istimewa yang dibuat sepenuhnya dari Super Titanium. Koleksi ini merayakan 30 tahun lini The Citizen dan menonjol dengan dial washi paper berwarna indigo yang terinspirasi dari budaya Jepang. Dengan akurasi tahunan ±5 detik berkat mesin Eco-Drive, serta finishing Duratect DLC dan Duratect Platinum, kedua model ini menjadi simbol puncak craftsmanship Citizen. Harga resminya masing-masing sekitar EUR 3,395 dan EUR 3,495, terbatas hanya 300 dan 550 unit di seluruh dunia.

Sementara di sisi yang lebih terjangkau, Citizen memperkenalkan seri Zenshin 60 Automatic, empat model Super Titanium dengan bracelet titanium penuh yang dijual di bawah Rp10 juta. Meski harganya jauh lebih rendah, kualitasnya tetap mengesankan. Rahasianya? Citizen memproduksi seluruh proses, termasuk pelapisan Duratect, secara in-house dan menggunakan teknik stamping untuk menghemat biaya tanpa mengorbankan daya tahan.

Dari X-8 Chronometer hingga Super Titanium Zenshin, perjalanan 55 tahun Citizen di dunia titanium bukan sekadar evolusi material, melainkan bukti nyata komitmen mereka untuk menghadirkan jam tangan terbaik bagi semua orang. Titanium yang dulu dijuluki “triple trouble” kini menjadi DNA sejati Citizen,tangguh, ringan, nyaman, dan tetap elegan. Dalam dunia horologi modern, di mana banyak merek berlomba menghadirkan material eksotis, Citizen tetap berdiri tegak sebagai raja titanium sejati. Bukan karena klaim, tapi karena sejarah panjang inovasi dan dedikasi yang tak tertandingi. Yuk cek koleksi Citizen Super Titanium lainnya di JAMTANGAN.COM.





