Keabadian Jam Tangan Enamel
Tak perlu disangkali bahwa bagian dial adalah fokus utama dari semua jam analog, karena di situlah terletak fungsi utama sebuah jam. Tidak semua orang mungkin dapat mengapresiasi movement yang apik, namun mengapresiasi dial jam itu universal. Salah satu jenis dial yang diminati bagi para permerhati horologi adalah dial jam tangan enamel. Sebenarnya bahan enamel untuk dial jam sudah dipakai sejak abad ke-17, namun perlahan-lahan digantikan dial logam yang lebih mudah untuk diwarnai. Jam dengan dial enamel masih menghiasi berbagai museum di seluruh dunia dan tetap mempertahankan kecantikannya.
Enamel atau kadang disebut sebagai porcelain enamel atau vitreous enamel sendiri lebih sering kita kenal sebagai pelapis pada berbagai barang seperti perhiasan, papan iklan, hingga pemanas air. Pemakaian enamel sudah berlangsung sejak zaman peradaban-peradaban kuno untuk melapisi perhiasan dan logam. Awalnya bahan enamel ini berupa serbuk silika yang diaplikasikan ke permukaan yang dituju. Terkadang selain serbuk silika juga diberikan pigmen berupa senyawa oksida logam jika permukaan enamel yang diinginkan ingin diwarnai. Setelah itu permukaan itu beserta serbuk enamel yang melapisinya dimasukkan ke dalam oven dalam jangka waktu tertentu. Bubuk tersebut kemudian mengurai hingga menyatu dan menjadi keras. Proses ini diulang beberapa kali secara hati-hati hingga terbentuk lapisan enamel yang diinginkan. Teknik ini disebut juga dengan Grand Feu. Selain Grand Feu, ada bermacam-macam teknik pemberian enamel pada dial lain seperti Cloisonne, Champleve, Paillone, dan sebagainya, namun Grand Feu merupakan teknik yang paling umum.
Secara fisik lapisan enamel mempunyai beberapa kelebihan, yaitu permukaannya halus, cukup tahan gores (dalam skala Mohs yang merupakan standar kekerasan suatu material, enamel berada dalam skala 5-6 dari 10), tidak mudah bereaksi secara kimia, mudah dibersihkan, tidak mudah memuai, dan karena secara material enamel lebih menyerupai kaca dibanding cat, warna enamel tidak memudar dengan paparan sinar ultraviolet. Hal yang terakhir ini pula yang menjadi daya tarik utama dial jam tangan enamel: warnanya tidak akan pudar dibandingkan dial dengan material lain. Selain itu, seiring dengan perkembangan teknologi dalam produksinya enamel kini lebih sulit untuk retak dibandingkan zaman dahulu.
Dengan keindahannya dan pembuatannya yang memerlukan ketelitian tinggi, biasanya jam tangan dengan dial enamel memakan biaya yang tidak sedikit. Namun Seiko, sebagai salah satu produsen jam tangan yang ternama dan berkualitas meluncurkan berbagai jam tangan enamel dalam line-up Presage. Contohnya Seiko Presage 60th Anniversary Chronograph SQR019 yang desainnya mengacu pada Laurel, jam tangan pertama yang diproduksi Seiko. Selain itu, ada juga Seiko Presage Blue Enamel SPB069 yang menggunakan enamel biru dan didesain layaknya langit malam yang dihiasi bulan sabit. Mulai tahun 2017 Seiko meluncurkan lebih banyak lagi varian jam tangan enamel, mulai dari yang sederhana seperti SPB047 hingga SRQ023 yang merupakan chronograph dan menggunakan movement kaliber 8R48.
Seperti biasanya, Seiko menyajikan jam tangan yang cantik, berkualitas, namun dengan harga yang lebih terjangkau daripada jam tangan asal Swiss di kelas yang sama. Tidak heran jika para penggemar jam tangan di seluruh dunia mengatakan bahwa jam tangan Seiko adalah bang-for-the-buck dan sulit untuk mendapatkan jam tangan enamel dengan harga yang relatif terjangkau namun tetap berkualitas tinggi. Seiko merupakan satu rahasia dunia horologi yang menunjukkan bahwa jam tangan berkualitas tidak harus berasal dari tanah Swiss.