Adakah Tempat bagi Jam Saku Saat Ini?
Kita berada dalam arus perkembangan teknologi yang begitu deras. Smartwatch sudah semakin muktahir dan semakin lazim kita temui dan sering kali orang-orang melihat waktu melalui smartphone mereka, namun jam tangan konvensional tetap eksis bahkan tetap menjadi bagian yang vital dalam aktivitas sehari-hari. Di tengah mayoritas jam tangan konvensional yang menggunakan quartz, dengan berbagai alasan dari ketertarikan dengan mekanismenya hingga urusan prestise, pendahulunya, yaitu jam tangan mekanikal tetap diminati saat ini. Sedangkan sebagaimana yang kita tahu, sebelum jam tangan muncul terlebih dulu ada jam saku…
Tunggu, apa masih ada yang memakai jam saku? Jam dinding dengan pendulum masih banyak kita temui di berbagai pojok ruangan, tapi jam saku? Belum tentu setahun sekali kita pernah melihat secara langsung. Memang patut diakui, jam saku sudah menjadi barang langka saat ini. Dari segi kepraktisan, pemakainya harus merogoh dari saku, tak ada bedanya dengan handphone. Dari segi penampilan, relatif bisa dikatakan lebih klasik, kalau tidak mau dikatakan tua dibanding jam tangan yang lebih bervariasi. Dengan segala keterbatasan itu, percaya tidak percaya, masih ada tempat bagi jam saku di zaman modern ini tanpa harus menjadi cosplayer bertemakan steampunk. Dan bukan hanya dalam konteks formal, bahkan jam saku dapat dipadupadankan dalam setting casual.
Pada saat ini, jam saku biasanya paling sering dipakai beserta rompi/vest dalam gaya yang lebih formal. Biasanya jam saku dimasukkan di kantung vest dan rantainya dikaitkan pada kancingnya. Satu lagi tempat di mana jam saku lazim ditaruh adalah pada jeans, terutama pada kantong kecil yang biasa terdapat di sebelah kanan (dan konon itulah sebabnya mengapa kantong kecil tersebut diciptakan). Rantai jam saku kemudian dikaitkan pada penahan ikat pinggang (belt loop). Tidak hanya dengan rantai, ada juga kantong khusus jam saku yang dapat digantungkan pada ikat pinggang seperti kantong untuk handphone di ikat pinggang yang dulu sering beredar. Untuk variasi lain yang juga menarik, terutama bagi kaum hawa meski bukan tidak cocok digunakan kaum adam dengan pengaturan yang tepat, adalah dengan memakai jam saku seperti liontin. Gaya seperti ini akan lebih cocok untuk setting casual.
Mungkin ada yang merasa memakai rantai untuk jam saku terasa terlalu mencolok. Tidak perlu khawatir, karena layaknya strap pada jam tangan, rantai pada jam tangan pun dapat diganti dengan material lain, misalnya kulit atau tali. Bahkan ada juga strap khusus jam saku yang menjadikannya sebagai jam tangan, secara harafiah. Jika jam saku yang digunakan berukuran besar, bisa jadi hasilnya terlihat seperti jam tangan yang sangat besar, namun dengan standar ukuran jam tangan “zaman now” ukuran sebesar itu sah-sah saja.
Banyak hal yang mungkin pada awalnya dirasa tidak cocok satu sama lain dapat diharmonisasikan dengan sedikit kreativitas. Jam saku yang terkesan “jadul” pun dapat menjadi aksesoris yang tetap menarik dilihat dengan berbagai cara. Dengan semakin ramainya tren busana gaya vintage saat ini, mengapa tidak untuk mencoba mengenakan jam saku dengan segala triknya?
DJO/jamtangan.com