DBF Anugerah Terindah
Aku memiliki gelar baru, yaitu seorang Ibu. Melahirkan bayi mungil dan kuberi nama Jasmine, terdengar nama yang indah bukan? Banyak manfaat menyusui yang sayang dilewatkan, dan kupilih metode Direct Breastfeeding. Memang menyakitkan, menahan lecet puting sampai menahan perihnya jahitan. Namun harus bangkit dan bertahan.
Awal perjalananku menjadi ibu tidaklah mudah. Aku berusaha yang terbaik untuk memberikan ASI kepada Jasmine. Pernah disuatu momen terdengar cemooh dari belakang. Dalam hatiku menjerit menahan isak tangis. Cemoohan itu keluar dari mulut keluargaku sendiri, yang seharusnya menjadi penyemangat dalam hidupku. Akan kubuktikan aku bisa, aku mampu menyusui Jasmine bayiku mungil.
Tersadar ASI itu tidak harus melimpah, yang penting cukup dan berkualitas, cukup disetiap waktu, cukup di setiap hisapan. Seperti halnya jam tangan yang kumiliki, CASIO General LA-20WH-1ADF. Walaupun harga terjangkau dengan model minimalis, namun sangat bermanfaat dalam menunjang peranku sebagai ibu. Aku setting manual alarm CASIO General yang ada di pergelangan tangan kiriku, agar mempermudah mengatur jadwal menyusui. Setting di waktu 2 jam, karena bayi baru lahir perlu diberikan ASI setidaknya 2-3 jam sekali. Jadwal menyusui yang rutin dan teratur tidak akan membuat ASI ku berkurang, justru menghasilkan banyak hormon cinta, yaitu hormon oksitosin.
CASIO General membuatku menjadi Ibu yang sempurna, meningkatkan bonding (kedekatan) yang kuat antara aku dan Jasmine. Membuatku merdeka “mengASIhi” tanpa judgemental dari orang sekeliling. Tidak hanya itu, CASIO General juga menunjang penampilanku agar terlihat elegan, meskipun bergelar emak-emak berdaster yang hanya berjalan menuju pasar. Saling bertatap mesra dan berbagai rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata kata. Aku suka aktivitas “mengASIhi,” sungguh DBF adalah anugerah terindah.
“MengASIhi,” tidaklah mudah namun akan jadi momen terindah.
Cinta ibu disepanjang waktu tak akan hilang diterjang gelombang.
Cinta itu butuh waktu satu jam itu kurang.
Salam hangat dari seorang ibu,
Mamik Melani
Ditulis oleh: Mamik Melani – Surabaya
