Apakah Jam Tangan Moonphase Bisa Jadi Alat Bantu Prediksi Hilal 1 Ramadan?
Bulan suci Ramadan akan segera dimulai. Seperti biasa, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama RI akan melakukan sidang itsbat setelah mengamati bulan atau hilal dengan di beberapa wilayah Indonesia untuk menentukan 1 Ramadan.
Namun tahukah anda?, jika fase bulan sebenarnya juga bisa dipantau melalui jam tangan baik jam tangan analog maupun digital. Jam tangan tersebut haruslah jam tangan yang memiliki fitur moonphase atau fase bulan. Lewat moonphase indicator, anda bisa memantau pergerakan bulan dan bisa membantu untuk menentukan awal dan akhir bulan pada kalender Hijriah yang berdasarkan revolusi bulan. Untuk mengetahui detailnya, simak terus artikel di bawah ini.
Fitur Moonphase Pada Jam Tangan Berfungsi Untuk Mengamati Fase Bulan
Fungsi moonphase pada alat penunjuk waktu sudah muncul sejak abad 16. Moonphase awalnya hadir pada jam besar seperti grandfather’s clocks. Lalu pada abad-abad berikutnya hadir pada jam saku. Namun saat ini moonphase sudah jamak hadir di banyak jenis jam tangan baik dengan tampilan analog maupun digital.
Pencatatan fase bulan sudah ada sejak era Yunani Kuno. Antikythera Mechanism merupakan merupakan alat untuk menentukan hari dan bulan. Alat itu juga memperhatikan gerakan fase bulan dan bisa memprediksi peristiwa astronomi seperti gerhana. Fase bulan dahulu berfungsi sebagai alat bantu bagi para pelaut untuk memperkirakan gelombang pasang surut sekaligus membantu navigasi.
Kini fitur moonphase sudah cukup jamak hadir pada jam tangan apapun movement-nya, dari mechanical hingga quartz. Fungsinya juga bisa untuk membantu menentukan bulan baru pada sistem kalender yang memakai dasar siklus bulan seperti kalender Hijriah. Siklus bulan yang ditampilkan pada jam tangan moonphase merupakan siklus bulan sepanjang 29,523 hari.Â
Cara Kerja Fitur Moonphase Pada Jam Tangan
Pada jam tangan analog, indikator moonphase ditampilkan melalui sebuah jendela dengan piringan cakram yang diberi ilistrasi latar belakang langit malam dengan bintang-bintang dan gambar bulan. Jendela moonphase tersebut biasanya ditampilan berbentuk setengah lingkaran dengan sekat 2 lekukan cembung simetris pada bagian bawahnya.
Ketika piringan menampilkan gambar bulan sabit yang tipis seperti bulan baru terbit di sisi kiri jendela moonphase, artinya disitulah bulan baru pada kalender Hijriah dimulai. Begitu juga ketika pada suatu waktu piringan menampilkan gambar bulan yang mulai tenggelam di sisi kanan hingga menghilang, disitulah tanda dari akhir bulan pada kalender Hijriah. Satu periode dari bulan muncul hingga menghilang ialah selama +-29,523 hari sehingga dalam 1 tahun kalender Hijriah yang berjumlah 12 bulan, jumlah hari berkisar antara 354 hingga 355 hari. Hal ini berbeda dengan kalender Masehi yang berjumlah 365 hari. Itu sebabnya bulan Ramadan setiap tahun maju sekitar 10 hingga 12 hari jika memakai acuan kalender Masehi yang berjumlah 365 hari.
Pada jam digital seperti G-Shock misalnya, indikator moonphase ditampilkan dengan sebuah display LCD berbentuk lingkaran. Selama periode revolusi bulan, indikator moonphase akan muncul perlahan hingga penuh dan menghilang. Semuanya ditampilkan melalui indikator berbentuk potongan-potongan bulan sabit. Semakin bertambah potongan bulan sabit tersebut artinya semakin mendekati bulan purnama. Ketika bulan purnama atau full moon, indikator potongan-potongan sabit tersebut akan menampilkan bentuk lingkaran sempurna.
Pada jam tangan quartz digital yang memiliki fitur perpetual calendar, fitur fase bulan biasanya sudah terprogram selama 1 abad. Produsen menanamkan chip pada movement jam tangan tersebut. Selagi penunjuk jam, tanggal, hari, bulan serta tahun sudah tepat sesuai waktu dan kalender di dunia nyata, maka indikator fase bulan akan menampilkan fase bulan yang sesuai dengan kalender saat itu.
Bisakah Jam Tangan Moonphase Untuk Melihat Hilal?
Jadi apakah fitur moonphase pada jam tangan bisa untuk menentukan awal dan akhir kalender Hijriah termasuk menentukan awal Ramadan? Jawabannya secara matematika bisa, namun tentu saja, sebuah alat diciptakan untuk mempermudah manusia dan akurasi sebuah alat merupakan hasil dari sebuah hitungan sains khususnya ilmu astronomi.
Untuk memvalidasi akurasi sebuah alat perhitungan astronomi seperti jam tangan moonphase, perlu juga dilakukan pengamatan nyata terhadap objek astronomi tersebut. Pengamatan tersebut harus mencocokan apakah fase bulan yang ditampilkan jam tangan moonphase sama dengan kondisi fase bulan di dunia nyata. Hal ini disebabkan karena alam seringkali tidak bisa diprediksi secara 100% akurat. Bisa saja akan muncul sedikit perbedaan deviasi akurasi dengan kondisi sebenarnya.
Selain melakukan pengamatan bulan, setidaknya jam tangan moonphase bisa menjadi alat pembantu untuk memprediksi kapan awal bulan baru pada kalender Hijriah seperti bulan suci Ramadan dimulai. Lantas, apakah anda meyakini akurasi sebuah alat atau anda merasa lebih meyakini hasil pengamatan dunia nyata? Atau apakah anda meyakini keduanya (perhitungan alat & pengamatan nyata) sebagai sebuah kesatuan yang saling melengkapi? Semuanya kami kembalikan kepada anda.