Kapan jam quartz ditemukan pertama kali? Jawabannya, adalah di tahun 1969. Watch-lovers garis keras mungkin sudah tahu tentang hal ini. Tapi, tahukah kamu kalau penemuan jam tangan quartz pertama di dunia ternyata juga sempat menimbulkan krisis dan ‘guncangan’ besar yang mengubah industri horology dunia? Kondisi tersebut dikenal dengan nama ‘quartz crisis’. Buat mengetahui lebih jauh sejarah quartz crisis sekaligus kisah jam tangan quartz pertama di dunia, yuk baca info yang sudah Jamtangan.com siapkan ini!
Apa Itu Quartz Crisis?
Di awal perkembangannya, teknologi jam tangan hanya mengenal movement automatic atau mekanik. Jam tangan automatic sendiri pertama kali diperkenalkan oleh seorang watchmaker asal Eropa, John Harwood, pada 1923. Tak heran jika pada masa itu industri jam tangan sepenuhnya didominasi oleh perusahaan-perusahaan Eropa, yang memang mempelopori inovasi perkembangan jam automatic. Namun, di tahun 1969, untuk pertama kalinya jam tangan bertenaga baterai alias quartz dirilis oleh perusahaan watch-making raksasa Jepang, Seiko.
Menawarkan akurasi jauh lebih tinggi dibandingkan jam automatic serta memungkinkan biaya produksi lebih terjangkau, membuat produsen-produsen jam tangan di Asia dan Amerika mulai berbondong-bondong beralih memproduksi jam quartz. Namun, perusahaan-perusahaan di Eropa (khususnya Swiss) tetap bersikukuh dengan ‘idealismenya’ mempertahankan produksi jam automatic tradisional. Gempuran inovasi quartz movement yang terus berkembang di tahun 1970-1980an makin lama membuat banyak perusahaan jam tangan Swiss makin terdesak dan terancam gulung tikar. Kondisi krisis di industri jam tangan Eropa akibat penemuan jam tangan quartz inilah yang dikenal dengan nama quartz crisis.
Baca Juga :
Apa Itu Jam Tangan Mekanikal atau Automatic Movement?
Perbedaan Movement Jam Tangan Automatic dan Quartz
Pengetahuan Seputar Automatic dan Kinetic Movement
Jam Tangan Mechanical Punya 4 Pantangan, Apa Saja?
Sejarah Quartz Crisis: Momen-Momen Penting Pengubah Dunia Horologi
Membahas sejarah quartz crisis tentu tak akan lengkap jika kita tidak mencoba ‘melihat’ kembali kondisi industri jam tangan pada masa itu. Mengapa perusahaan jam tangan Eropa khususnya Swiss menolak ikut beralih memproduksi jam tangan quartz? Seberapa besar kemunduran yang dialami industri jam di Eropa akibat quartz crisis? Buat menjawab semua pertanyaan itu, simak yuk momen-momen penting di sekitar waktu terjadinya quartz crisis.
Kondisi Sebelum Quartz Crisis (1930-1960): Monopoli oleh Perusahaan Eropa
Di tahun 1930-an saat terjadi perang dunia kedua, pemerintah Swiss mengizinkan industri di negaranya untuk tetap memproduksi jam tangan untuk masyarakat umum, padahal negara-negara lain mengharuskan industri jam di negara mereka untuk berfokus memproduksi jam tangan militer. Kondisi ini secara otomatis membuat perusahaan jam tangan Swiss tidak memiliki kompetitor, dan memonopoli pasar. Hingga tahun 1960-an, industri jam tangan Swiss bahkan menguasai lebih dari 50% pasar jam tangan dunia.
Meski begitu, di tahun 1954 seorang engineer asal Swiss bernama Max Hetzel sempat memperkenalkan jam tangan elektronik yang bekerja dengan sistem baterai dan garputala. Jam ini disebut the Accutron, dan dipasarkan oleh perusahaan jam asal Amerika Serikat Bulova (sekarang Citizen Watch Co.) pada 1960. Meskipun Accutron bukan jam quartz pertama di dunia dan tidak sampai mengalahkan dominasi automatic watch, tapi teknologi ini bisa dikatakan menjadi inovasi besar di industri jam tangan dan jadi cikal bakal quartz watch.
Baca juga : Seagull, Penunjuk Waktu Dari Negeri Tirai Bambu
Kondisi Menjelang Quartz Crisis (1950-1960): ‘Kompetisi’ Menciptakan Jam Quartz Pertama
Sejarah quartz crisis berlanjut di akhir tahun 1950 dan awal 1960-an. Di rentang waktu itu, Seiko dan beberapa perusahaan besar Swiss (Patek Philippe, Piaget, Omega) berlomba menciptakan jam quartz pertama di dunia. Pada 1962, dibentuk organisasi bernama Centre Electronique Horloger (CEH) yang terdiri dari 20 perusahaan jam asal Swiss untuk mengembangkan jam quartz Swiss-made. Di waktu yang sama, di Jepang, Seiko juga terus membangun teknologi quartz.
Di Olimpiade Tokyo 1964, Seiko sempat memperkenalkan jam quartz bernama Seiko Crystal Chronometer QC-951. Tapi bentuknya merupakan portable clock, bukan jam tangan. Meski di 1966 CEH dan Seiko sempat sama-sama mempresentasikan prototype jam tangan quartz di Neuchâtel Observatory Competition, Seiko Quartz Astron 35SQ yang dirilis pada 25 Desember 1969 akhirnya diakui menjadi jam tangan quartz pertama di dunia, sekaligus mengawali terjadinya sejarah quartz crisis.
Kondisi Saat Quartz Crisis (1970-1980): Kemunduran Industri Jam Tangan Eropa
Setelah Seiko Seiko Quartz Astron 35SQ diperkenalkan sebagai jam quartz pertama di dunia, perusahaan-perusahaan di berbagai negara mulai ikut mengembangkan jam quartz mereka. Hal ini karena jam quartz punya biaya produksi lebih rendah, namun akurasi jauh lebih tinggi. Meski begitu, industri jam tangan Swiss yang merasa teknik watchmaking tingkat tinggi adalah identitas negara mereka, menolak untuk ikut ‘hijrah’ memproduksi jam quartz dan tetap bersikukuh mempertahankan produksi jam tangan automatic tradisional.
Tapi, popularitas jam quartz semakin tak terbendung hingga pada 1978 sepenuhnya mengalahkan posisi jam automatic di tengah masyarakat dunia. Hal ini mengakibatkan kemunduran drastis pada industri jam tangan Swiss. Antara tahun 1970-1983, jumlah watchmaker di Swiss menurun dari 1.600 menjadi tinggal 600, karyawan perusahaan jam menurun dari 90.000 menjadi 28.000 orang saja. Namun, di luar Swiss seperti Asia dan Amerika, kondisi quartz crisis ini lebih dikenal dengan nama ‘quartz revolution’ menandai kebangkitan industri jam di kawasan tersebut yang melejit sejak ditemukannya teknologi quartz.
Kondisi Setelah Quartz Crisis (1980-Kini): Pergeseran ‘Status’ Jam Tangan Automatic
Pada 1983, sejarah quartz crisis mencapai masa kritis. Hingga akhirnya, 2 perusahaan jam besar di Swiss yakni ASUAG (Allgemeine Schweizerische Uhrenindustrie AG) dan SSIH (Société Suisse pour l’Industrie Horlogère), bergabung menjadi ASUAG/SSIH yang nanti akan berubah menjadi SMH (Société de Microélectronique et d’Horlogerie), untuk menyelamatkan industri jam Swiss. Btw, SMH adalah pada tahun 1998 berubah nama menjadi Swatch Group yang kita kenal hingga sekarang.
SMH (atau Swatch Group) terus berinovasi memperbaiki kualitas jam tangan automatic produksi Swiss. Seperti menciptakan plastic case yang lebih tahan lama, juga mengurangi moving parts jam automatic mereka sehingga lebih efisien. Hasilnya sukses besar, hanya dalam 2 tahun lebih dari 2,5 juta jam tangan Swatch terjual di seluruh dunia. Sejak saat itu hingga sekarang, jam tangan Swiss akhirnya mengubah value mereka sebagai produk high-end untuk kalangan kelas atas. Tak lagi sekadar menjadi penunjuk waktu, jam automatic kini dipasarkan sebagai barang mewah untuk mereka yang mengapresiasi craftsmanship, desain glamor, dan estetika sebuah jam tangan. Sekaligus mengakhiri sejarah quartz crisis di Swiss.
Seiko Quartz Astron: Jam Quartz Pertama di Dunia Penyebab Quartz Crisis
Setelah mengetahui sejarah quartz crisis, mungkin kamu jadi penasaran seperti apa sih Seiko Quartz Astron 35SQ alias jam quartz pertama di dunia yang menyebabkan terjadinya krisis besar di dunia horologi Swiss tersebut. Nih, Jamtangan.com kasih bocoran fotonya:
Sebagai jam tangan quartz pertama di dunia, Seiko Quartz Astron 35SQ (atau sering disebut juga Seiko Quartz Astron 1969), mulai dipasarkan pada 25 Desember 1969. Desain uniknya dibuat oleh Kazunari Sasaki. Jam bersejarah ini dibekali movement quartz Caliber 35SQ produksi Seiko. Untuk ukuran terbilang cukup compact, yakni berdiameter 36 mm dengan ketebalan 11 mm. Inovasi tertinggi dari terciptanya jam quartz pertama di dunia ini adalah akurasi yang diklaim 100 kali lebih tinggi dibandingkan jam automatic tradisional.
Tingkat akurasi pada jam memang berbanding lurus dengan osilator. Akurasi akan otomatis meningkat, jika frekuensi osilasi dinaikkan. Namun, hal ini sulit dicapai pada jam tangan automatic yang punya banyak bagian berat. Nah, jam tangan quartz menggunakan teknologi yang mengalirkan arus melalui kristal quartz untuk meningkatkan akurasinya. Dengan menggunakan kristal kecil, jumlah osilasi pun bisa meningkat drastis dan menyebabkan akurasinya ikut meningkat. Hingga kini, jam tangan quartz terus dijadikan andalan bagi mereka yang menyukai nilai kepraktisan dan harga lebih terjangkau pada sebuah jam tangan.
Oh ya, kamu juga bisa lihat sejarah inovasi Seiko lainnya di video ini:
Gimana, apakah kamu baru pertama kali mendengar sejarah quartz crisis dari artikel ini? Semoga bisa makin menambah wawasanmu tentang dunia horology, ya! Oh ya, kalau kamu mencari koleksi jam tangan quartz terlengkap dengan harga terbaik dari berbagai brand, jangan lupa kunjungi website/ aplikasi Jamtangan.com. Di sini, kamu bisa menemukan koleksi jam quartz terlengkap dengan berbagai promo dan layanan gratis ongkir se-Indonesia. Langsung klik tombol di bawah ya kalau mau lihat-lihat koleksi jam quartz dari berbagai merek!