Site icon Blog Jamtangan.com

Salah Kaprah Jam Tangan Automatic vs Kinetic

jam tangan seiko kinetic
Jam tangan seiko kinetic. Dok: Timepiece Chronicle
Sebagai seorang kolektor jam tangan yang cukup dikenal – setidaknya di lingkungan saya  – saya sering sekali mendapat berbagai pertanyaan dari teman-teman yang tahu dengan hobi saya tersebut. Pertanyaan yang diajukan sangat beragam, mulai yang basic, sampai yang sulit alias advance. Salah satu pertanyaan – atau bisa jadi pernyataan – adalah mengenai jam dengan mesin atau movement automatic dan kinetic. Rupanya, banyak orang mengira bahwa jam tangan automatic dan kinetic adalah barang yang sama. Padahal movement automatic dan kinetic ternyata dua hal yang jauh berbeda, meski memang ada persamaannya. Persamaan antara movement automatic dan kinetic menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang mengira keduanya sama. Persamaan itu adalah keduanya menggunakan tenaga gerak untuk mengisi daya. Ya, movement automatic dan kinetic memang sama-sama menggunakan daya gerak untuk mengisi daya. Mereka sama-sama memiliki rotor yang digunakan untuk mengisi daya ketika digerakkan dengan cara digoyang-goyangkan – sehingga membuat gerakan memutar. Namun hanya sampai di situ persamaannya.
Perawatan jam tangan kesayangan agar awet dan tahan lama

Automatic Movement

Movement jam tangan automatic. Dok: Omega
Sebutan automatic mengacu kepada istilah automatic winding alias self-winding atau memutar secara otomatis. Hal ini sebagai pembeda dengan istilah manual winding, di mana pengguna harus memutar crown untuk mengisi daya. Pada movement automatic, pengisian daya dilakukan tanpa memutar crown, melainkan diserahkan kepada rotor yang terdapat pada movement. Daya hasil putaran rotor disimpan pada mainspring, yang kemudian disalurkan ke roda-roda gir sehingga jarum jam bergerak menunjukkan waktu dan fungsi-fungsi atau komplikasi lain. Semua dilakukan secara mekanikal, tanpa bantuan energi listrik. Ketika jam tangan tidak dikenakan dalam jangka waktu lama, sekitar 48 – 72 jam, daya yang tersimpan di mainspring atau power reserved, akan habis. Hal itu membuat jam tangan tidak berfungsi, dan harus digerakkan agar daya tersisi kembali. Sejumlah jam melengkapi jam automatic mereka dengan fitur manual winding yang berfungsi sebagai “pembangun daya” sebelum akhirnya rotor dapat memperpanjang power reserved. Namun produsen jam seperti Seiko memiliki sejumlah movement mekanik yang bergantung sepenuhnya pada rotor, alias tanpa fitur manual winding. Posisi rotor pada jam automatic pada umumnya berporos di bagian tengah movement atau pivotal point, dan mendominasi hampir separuh bagian belakang movement. Ketika bergerak sebagian movement akan seolah-olah tersapu gerak rotor.
Movement P.4000 pada Radiomir 1940 yang menggunakan micro rotor untuk mengisi daya. Posisinya tidak berada di tengah seperti kebanyakan mesin otomatis, melainkan di sisi pinggir. Walau demikian power reserve yang dihasilkan mencapai lebih dari tiga hari. (Dok. Panerai)
Walau demikian ada pula sejumlah movement yang menerapkan micro rotor atau rotor kecil seperti yang diterapkan oleh produsen jam seperti Universal, Panerai, Chopard, dan sebagainya. Sesuai namanya, rotor pada micro rotor berukuran kecil dan nampak tidak mendominasi movement. Walau demikian micro rotor tetap mempunyai kemampuan pengisian daya sebaik rotor besar, Keunggulan dari micro rotor justru terletak pada ukurannya yang membuat movement menjadi lebih tipis. Sehingga dapat dimasukkan ke dalam wadah jam dengan desain yan tipis pula, seperti halnya jam dengan movement manual winding. Hal ini tentu merupakan solusi bagi para produsen jam tangan yang menginginkan jam-jam buatan mereka memiliki mesin automatic, namun dengan ukuran ketebalan minimal. Apalagi bila jam-jam tangan tersebut memiliki komplikasi lain, yang bila mengunakan movement automatic biasa akan membuatnya menjadi super tebal dan tidak praktis dikenakan.

Kinetic Movement

Movement kinetic juga memiliki rotor layaknya pada movement automatic. Bedanya, pergerakan rotor pada movement kinetic mengisi daya pada kapasitor atau baterai isi ulang. Movement kinetic sendiri pada dasarnya adalah movement quartz. (Dok. Machtwatch.co.id)
Bagaimana dengan movement Kinetic? Harap dicamkan sejak awal, bahwa kalau automatic movement tidak menggunakan daya listrik sama sekali alias full mekanis, movement Kinetic justru menggunakan daya listrik untuk menggerakkan jarum jam. Ini adalah suatu perbedaan yang sangat besar dan mendasar untuk dipahami. Movement Kinetic, atau kerap disebut sebagai movement automatic-quartz, menggabungkan antara konsep pengisian daya yang diterapkan oleh movement mekanis automatic dengan jam bertenaga listrik atau quartz. Konsep ini ditemukan, dikembangkan, dan dipatenkan oleh perusahaan jam asal Jepang, Seiko. Menurut Seiko, Kinetic adalah sebuah platform seperti halnya movement mekanis dan quartz. Purwarupa movement Kinetic pertama kali diperkenalkan oleh Seiko pada Basel Fair 1986. Istilah yang digunakan untuk menyebut platform baru saat itu adalah AGM atau Automatic Generating Movement. Inilah platform pertama di dunia yang mengubah gerak Kinetic menjadi energi listrik pada jam tangan. Selama 20 tahun pengembangannya, platform Kinetic, yang dijual ke pasaran pada 1988 dengan nama AGS (Automatic Generating System), terbukti sebagai platform yang ramah lingkungan, akurat, dan tahan lama. Sama seperti movement automatic, movement Kinetic juga memiliki rotor yang digunakan untuk mengisi daya listrik yang disimpan pada sebuah kapasitor atau baterai isi ulang. Kapasitor kemudian menggerakkan movement berteknologi quartz untuk menunjukkan waktu dan fungsi-fungsi atau komplikasi lainnya.
Bila lama tidak digunakan, maka daya listrik pada kapasitor akan habis. Untuk itu dibuat Kinetic Charger yang berguna untuk mengisi daya sekalipun jam tidak digunakan. (Dok. watchuseek)
Ketika tak digunakan dalam waktu yang lama, jam bermesin Kinetic – lagi-lagi sama dengan movement mekanis automatic – akan kehabisan daya. Perbedaannya, bila power reserved movement automatic rata-rata hanya 48 jam, pada movement Kinetic power reserved bisa mencapai 1,5 bulan sampai 6 bulan, tergantung pada kaliber yang digunakan. Keunggulan tersebut yang membuat movement Kinetic diterima baik di pasaran, dan membuat Seiko bersemangat dalam mengembangkan platform ini. Misalnya pada 1998 Seiko meluncurkan Kinetic Auto Relay, pada 1999 dengan Ultimate Kinetic Chronograph, kemudian pada 2005 meluncurkan Kinetic Perpetual, dan pada 2007 adalah Kinetic Direct Drive.

Jadi, Pilih yang Mana?

Terus terang saya adalah penggemar jam dengan movement mekanis, baik itu automatic maupun manual winding. Banyak hal yang membuat saya lebih menyukai jam-jam dengan movement tersebut. Salah satunya adalah saya sangat menikmati gerak mekanis yang dapat saya amati dari glass caseback atau ketika saya membuka caseback jam dengan mesin mekanis. Pergerakan jarum yang halus seolah menyapu dial juga merupakan alasan utama saya lebih menyukai jam mekanis. Namun, jam Kinetic bukannya tidak menarik. Bahkan menurut saya saat ini menjadi sangat menarik, terutama dari sisi model atau bentuk, sereta dari perspektif ramah lingkungan dan kepraktisan. Sulit dipungkiri, bahwa saat ini Seiko banyak meluncurkan jam Kinetic dengan model yang sangat menawan. Sebagai penggemar jam untuk penyelam alias diver’s watch, pilihan jam Kinetic untuk kegiatan bawah air sangat menarik untuk disimak, terutama bila dibandingkan dengan jam baterai biasa alias quartz. Sebab, dengan penggunaan kapasitor yang bisa diisi ulang, maka rutinitas mengganti baterai menjadi sangat minim, atau bahkan bisa dikatakan tidak ada sama sekali. Karena pada kenyataannya mengganti baterai pada jam penyelam membuat jam menjadi rentan terjadi kebocoran atau ketidaksempurnaan fungsi. Dengan tidak adanya penggantian baterai, maka risiko tersebut dapat diperkecil atau dihindari sama sekali. Dari perspektif lingkungan, tentu penggantian baterai jam membuat bumi menjadi rentan pencemaran limbah bahan beracun berbahaya atau B3. Harap diingat bahwa penggantian baterai ini berlangsung massal, bukan hanya jam Anda sendiri. Memang tidak ada data tentang berapa banyak baterai jam yang diganti setiap hari atau setiap tahun, tetapi saya rasa cukup banyak untuk membuat para pecinta lingkungan khawatir. Apalagi protokol penggantian baterai, terutama tata cara penanganan limbah baterai tersebut, masih belum jelas. Keunggulan dari sisi kepraktisan movement Kinetic adalah tentang rentang waktu power reserved jam Kinetic yang jauh lebih lama dibandingkan jam mekanis. Artinya, kalau Anda meletakkan jam selama seminggu, lalu mengenakannya kembali, jam tersebut masih memiliki daya yang disimpan sampai 1,5 bulan sampai 6 bulan. Lalu, dengan Kinetic Auto relay, jam tersebut bisa langsung menyesuaikan waktu dengan saat itu juga. Memandangi jarum-jarum yang berputar secara otomatis menuju posisi waktu saat itu, rasanya menjadi hiburan tersendiri bagi penggemar jam tangan seperti saya. A.N.P.
Baca Selengkapnya →