Site icon Blog Jamtangan.com

Seiko Prospex 1968 SLA025J1, Pionir yang Bereinkarnasi

Seiko 6159-7001 from 1968. Foto: hodinkee.com

Seiko Prospex 1968 Diver’s Re-Creation Limited Edition SLA025J1

Melompat ke tahun 2018, pada perhelatan Baselworld Seiko memperkenalkan Prospex 1968 Diver’s Re-creation SLA025J1 yang hanya diproduksi 1500 pcs saja. Seri ini disebut re-creation karena merupakan kreasi ulang dari tipe Seiko 6159-7001 di tahun 1968. Seakan seperti versi 1968 yang berinkarnasi di waktu sekarang. Tampilan dimensi keduanya yang mirip menjadikan SLA025J1 seakan seperti reinkarnasi dari pendahulunya. Meski demikian, SLA025J1 telah mengalami upgrade dan sebagian besar part movement yang mengalami perubahan.

Bezelnya dibuat lebih tinggi dengan inlay yang lebih ramping. Selain itu, lebar jarum jam dan ukuran indeks pada dial sedikit dikurangi, sehingga menambah kesan visual yang lebih clean. Dengan case yang sedikit lebih besar dari sebelumnya, SLA025J1 berdiamter 44,8mm dan tebal 15,65mm. Plus tak lagi terdapat bagian samping jam yang tampak dengan brushed finishing.

Namun menariknya, seri ini mengusung kembali ujung tajam tunggal yang mirip dengan pendahulunya. Kali ini dipoles dengan satin finish pada bagian atas lugnya dan pada bagian case backnya. Terdapat juga lubang kecil untuk mengganti strap seperti yang ada pada seri 6159-7001.

Apa yang Dimaksud Helium Valve Pada Jam Tangan Diver? Simak Ulasannya Berikut Ini.

The Seiko 1968 Diver’s Re-Creation SLA025J1. Foto: Hodinkee

SLA025J1 dilengkapi dengan strap selebar 19mm yang lebih kecil dari pendahulunya. Ukurannya ekstra panjang dengan pin buckle serta tekstur bergerigi. Casenya difinishing dengan metode Zaratsu dan diproteksi dengan DiaShield coating. Keduanya memungkinkan jam tangan ini terlindungi dari goresan dan korosi, sehingga lebih tangguh dari case stainless steel. Namun, konsekuensinya, SLA025J1 ini menjadi terasa berbeda dari sisi materialnya dan tak semua penggemarnya mengapresiasi hal ini.

Case back SLA025J1. foto: Hodinkee

Dialnya tampak dibuat matt black yang berpadu kontras dengan indeks warna emas. Meski tampak identik dengan yang versi terdahulu, seri ini masih sama-sama menggunakan marker bulat dan kotak. Dan dilapisi dengan Seiko Lumi-Brite yang berpendar terang di saat gelap. Di permukaan dial tertulis Seiko Automatic Hi Beat dan Professional 300m.

Pada posisi jam 3, komplikasi tanggalnya dibingkai cantik dengan outline emas yang elegan. Dialnya juga dikelilingi dengan tanjakan kecil yang memperlihatkan indeks menit. Jarum jam juga berwarna emas dan terdapat bulatan kecil warna merah yang memberi kesan unik. Casingnya yang bertipe monobloc case menambah ketertarikan khusus bagi penggemarnya.

In house movement 8L55. Foto: Hodinkee

Untuk movementnya, SLA025J1 ditenagai oleh inhouse movement Caliber 8L55. Dirakit oleh watchmaker ternama, di studio yang sama tempat dibuatnya Grand Seiko di Morioka Jepang. Fakta ini juga menjawab pertanyaan bahwa ternyata 8L55 meruapakan variasi dari movement Grand Seiko 9S85 yang diluncurkan tahun 2009. Dan yang lebih menarik, movementnya didesain 3 kali lebih tangguh terhadap temperatur, medan magnet, dan benturan karena dilengkapi oleh special metal Spron 610 dan Spron 530.

Seperti seri 9S85, movement 8L55 mampu bertahan dengan power reserve selama 55 jam saat terwinding hingga penuh. Itu artinya jam tangan ini merupakan jam kategori high beat yang memiliki power reserve terpanjang. Menjadi nilai lebih bagi para kolektor yang mengincarnya. Jam tangan high beat berfrekuensi 36.000 vph ini memiliki akurasi yang terbukti lebih andal dan gerakan jarum detik yang lebih mulus.

Akurasi jam ini mencapai +15 dan -10 detik per hari pada temperatur normal. Jika dibandingkan Grand Seiko yang memiliki akurasi +6 dan -4 detik, maka SLA025 ini cenderung tak sesuai ekspektasi. Namun jam yang dibanderol dengan harga 5.400 USD ini masih termaafkan dengan high-beat movementnya. Di samping itu, kemampuan jam tangan ini yang dapat digunakan untuk saturation diving tanpa perlu memiliki helium release valve.

Baca Selengkapnya →